Selamat datang di blog super kece :D , selamat membaca. Thank's guys:)

April 14, 2013

fraktur colles


KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT tuhan semesta alam yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Makalah dengan judul “Fraktur colles”        
Makalah ini berupa bahan minimal yang bertujuan untuk menunjang pengetahuan materi perkuliahan Osteologi dan guna melengkapi tugas.
 Demikian pula terdapat isyarat bahwa semua jenis ilmu berasal dari allah SWT. Setiap manusia pemilik ilmu diharapkan mengenal sumber ilmunya, dan meski kembali serta bersyukur kepada-nya.Penyelesaian makalah ini, dengan penuh keyakinan karena ilmu karunia Allah SWT.Maka sangat lah pantas di sampaikan rasa syukur yang tulus atas karunia-nya.
Dalam penyusunan makalah ini penulis telah banyak mendapat bimbingan serta bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan  ini penulis ingin mengucapkan teima kasih pada Dosen pembimbing  Ana mekar dianti, Sst.FT, terima kasih kepada teman-teman yang telah banyak memberikan banyak masukan, terima kasih kepada Penulis-penulis Handal yang Bukunya telah menjadi sumber makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh apa yang dikatakan sempurna. Untuk itu, penulis menerima kritik dan saran yang bersifat membangun dari bebagai pihak demi kesempunaan makalah ini.Semoga makalah ini bermanfaat Bagi penulis maupun pembaca.

                                                                                                Pekanbaru,  Maret 2013


                                                                                                            Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1              Latar belakang
1.2              Rumusan masalah
1.3              Batasan masalah
1.4              Tujuan penulisan
1.5              Manfaat penulisan
BAB II PEMBAHASAN
            Apakah itu fraktur colles?
1.      Devenisi
2.      Anatomi dan kinensiologi
3.      Etiologi
Patologi
Gejala dan tanda
Diagnosis dan penegak diagnosis
Penatalaksanaan
BAB III PENUTUP
1.      Kesimpulan
2.      Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1              Latar belakang
Fisioterapi adalah bentuk pelayanan kesehatan yang di tujukan kepada individu atau kelompok untuk mengembangkan, memelihara, dan memulihkan gerak dan fungsi tubuh sepanjang daur kehidupan dengan menggunakan penangan secara manual, peningkatan gerak, peralatan (fisik, elektroterapeutis, dan mekanis), pelatihan fungsi, komunikasi.
Salah satu kasus yang sering ditangani oleh fisioterapi adalah patah tulang ( fraktur ). Fraktur sering kali terjadi akibat kecelakaan kerja, dimana posisi tubuh terbentur dan menumpu berat badan sehingga terjadi patahan pada tulang.
Fracture colles atau yang lebih dikenal dengan arti fraktur radius distal merupakan 15 % dari seluruh kejadian fraktur pada dewasa. Abraham colles adalah orang yang pertama kali mendeskripsikan fraktur radius distal pada tahun 1814.Fraktur ini adalah fraktur yang sering ditemukan pada manula, insidensinya yang tinggi berhubungan dengan pemulaan osteoporosis pasca menopause.
Fraktur yang paling umum terjadi ialah melalui radius bagian distal, dalam jarak sati inci dari permukaan sendi yang disebut dengan fracture colles.Salah satu penanganan fraktur adalah tindakan operatif dengan memasang fixasi internal pada bagian yang mengalami fraktur. Setelah seseorang menjalani operasi Operasi Open Reduction Internal Fixation ( ORIF ), pasien telah sadar dan berada di bangsal, maka akan timbul permasalahan baru fisioterapi yaitu rasa nyeri pada pergelangan tangan, oedem atau bengkak, penurunan kekuatan otot, keterbatasan lingkup gerak sendi serta penurunan  kemampuan  fungsional

1.2              Rumusan masalah
§  Apakah  fracture colles  itu ?
§  Bagaimana patologi pada fraktur colles?
§  Seperti apakah tanda dan gejala pada fraktur colles pasca operasi ?
§   Bagaimana diagnosis dan penegakan diagnosis fraktur colles ?
§  Bagaimana penatalaksanaan fraktur  colles ?

1.3              Batasan masalah
Seperti yang kita ketahui fraktur sangat banyak terjadi pada saat ini.Karena pembahasan tentang fraktur sudah sangat banyak  maka kami membatasi masalah hanya tentang fraktur colles.

1.4              Tujuan penulisan
Penulisan ini bertujuan agar penulis dan pembaca mengetahui lebih dalam lagi tentang fraktur colles.

1.5              Manfaat penulisan
1.5.1        Bagi penulis
Dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan mengenai fraktur colles.

1.5.2        Bagi Pembaca
Dapat digunakan sebagai bahan bacaan di perpustakaan dan memberikan wawasan untuk para pembaca, sehingga yang tidak tahu menjadi tahu apa itu fraktur colles




BAB II
ISI
Apakah fracture colles itu ?
1.      Defenisi fraktur colles
                Menurut kamus saku kedokteran Dorland “fraktur colles adalah fraktur ujung bawah radius dimana fragmen bawah terdesak ke posterior.”
                Fraktur colles adalah trauma yang terjadi pada pergelangan tangan dimana fraktur berbentuk seperti sendok makan, fraktur ini terjadi akibat pasien terjatuh dan bertumpu pada satu tangan yang teregang dalam keadaan tangan terbuka dan pronasi, tubuh beserta lengan berputar kedalam ( endorotasi ). Tangan  terbuka yang terfiksasi di tanah berputar keluar ( eksorotasi / supinasi ). Fraktur terjadi pada bagian metapisis distal radius dengan jarak 2-2,5 cm dari permukaan sendi distal radius, bagian distal fragmen kearah dorsal dan angulasi dan radial serta fraktur avusi dari prosesus stiloideus ulna.
2.      Anatomi dan kinensiologi.

                  Radius bagian distal bersendi dengan tulang karpus yaitu tulang lunatum dan navikulare ke arah distal, dan dengan tulang ulna bagian distal ke arah medial. Bagian distal sendi radiokarpal diperkuat dengan simpai di sebelah volar dan dorsal, dan ligament radiokarpal kolateral ulnar dan radial. Antara radius dan ulna selain terdapat ligament dan sampai yang memperkuat hubungan tersebut, terdapat pula diskus artikularis, yang melekat dengan semacam meniskus yang berbentuk segitiga, yang melekat pada ligamen kolateral ulna. Ligamen kolateral ulna bersama dengan meniskus homolognya dan diskus artikularis bersama ligament radioulnar dorsal dan volar, yang kesemuanya menghubungkan radius dan ulna, disebut kompleks rawan fibroid triangularis (TFCC = triangular fibro cartilage complex)
Gerakan sendi radiokarpal adalah fleksi dan ekstensi pergelangan tangan serta gerakan deviasi radius dan ulna. Gerakan fleksi dan ekstensi dapat mencapai 90 derajat oleh karena adanya dua sendi yang bergerak yaitu sendi radiolunatum dan sendi lunatum-kapitatum dan sendi lain di korpus. Gerakan pada sendi radioulnar distal adalah gerak rotasi.


Gambar 1a. Sudut normal sendi radiokarpal di bagian ventral (tampak lateral)



Gambar 1b. Sudut normal yang dibentuk oleh ulna terhadap sendi radiokarpal

                  Sendi radiokarpal normalnya memiliki sudut 1 - 23 derajat pada bagian palmar (ventral) seperti diperlihatkan pada gambar 1a. Fraktur yang melibatkan angulasi ventral umumnya berhasil baik dalam fungsi, tidak seperti fraktur yang melibatkan angulasi dorsal sendi radiokarpal yang pemulihan fungsinya tidak begitu baik bila reduksinya tidak sempurna. Gambar 1b memperlihatkan sudut normal yang dibentuk tulang ulna terhadap sendi radiokarpal, yaitu 15 - 30 derajat. Evaluasi terhadap angulasi penting dalam perawatan fraktur lengan bawah bagian distal, karena kegagalan atau reduksi inkomplit yang tidak memperhitungkan angulasi akan menyebabkan hambatan pada gerakan tangan oleh ulna
           
3.         Etiologi
    Etiologi dari fraktur colles adalah trauma langsung akibat kecelakaan kerja, kecelakaan lalu lintas, kecelakaan rumah tangga dimana posisi tangan menopang berat badan pada satu sisi. Fraktur yang terjadi di akibatkan oleh ketidak seimbangan antara kemampuan tulang dan otot untuk menopang stress yang dialami. Osteoporosis merupakan penyebab fraktur lebih sering terjadi kerena kurangnya kepadatan tulang sehingga saat terjadi trauma tulang akan mudah patah.

Patologi
                                    Fraktur colles, sebuah fraktur kearah dorsal satu inchi dari bagian distal radius, yang diakibatkan oleh tekanan pada palmar dan tekanan dari arah dorsal.Dimana bagian distal radius dalam posisi supinasi, sedangkan forearm dalam posisi pronasi.Garis fraktur berada kira-kira 2-2-5 cm proksimal prosesus styloideus radii.
                                    Biasanya penderita jatuh terpeleset dengan posisi tangan berusaha menahan badan dalam posisi terbuka dan pronasi. Tekanan dari tubuh akan di teruskan ke daerah radius distal yang akan menyebebkan patah radius 1/3 distal dimana garis patah berjarak 2-2.5 cm dari permukaan persendian pergelangan tangan.
                                    Fraktur ini terjadi akibat trauma langsung pada saat seorang jatuh dengan menumpuh pada telapak tangan dengan lengan bawah pada keadaan extensi dan pronasi.Keadaan flexi wrist dan radial deviasi menyebabkan fraktur kearah posterior dan radial deviasi. Pada pemeriksaan fisis, terlihat jelas adnya perubahan bentuk yang menyerupai garpu yang dikenal sebagai dinner fork deformity. Terdapat pembengkaan pada wrist dan nyeri pada pergerakan atau penekanan.Terbatasnya gerakan sendi pergelangan menyebabkan adanya fraktur.
                                                           Gambar 1.1
dinner fork deformity

Tanda dan Gejala
                  Tanda dan gejala yang terjadi pada kondisi pasca operasi fraktur colles :
1.      Deformitas
      Fraktur colles mempunyai bentuk deformitas yang khas. Yaitu bila di lihat dari lateral akan terlihat seperti sendok garpu makan ( dinner fork deformity). Deformitas ini terjadi akibat fragmen fraktur yang mengarah ke posterior dan radial deviasi.

2.      Nyeri
      Rasa nyeri yang terjadi padapasca operasi Fraktur colles adalah akibat trauma pada jaringan yang menyebabkan adanya penumpukan cairan sehingga terbentuk  oedem. Sehingga saat otot berkontraksi timbullah rasa nyeri.

3.      Oedem
      Oedem terjadi akibat penumpukan cairan pada jaringan sekitar terjadi fraktur.Penumpukan cairan dikarenakan aliran darah yang tidak lancar selama immobilisasi.

4.      Penurunan kekuatan otot
      Penurunan kekuatan otot di karenakan selama immobilisasi tidak ada gerakan yang di lakukan pada otot disekitar terjadinya fraktur colles.

5.      Keterbatasan lingkup gerak sendi
      Keterbatasan lingkup gerak sendi ini di akibatkan oleh kekutan otot yang melemah serta terjadinya kekuatan sendi akibat immobilisasi yang terlalu lama.

6.      Penurunan kemampuan fungsional
      Hal ini di akibatkan oleh rasa nyeri, oedem, kelemahan otot, keterbatasan gerak sendi pada pasien sehingga pasien sulit melakukan beberapa aktifitas fungsional.

diagnosis dan penegakan diagnosis
                   Diagnosis fraktur dengan fragmen terdislokasi tidak menimbulkan kesulitan.Secara klinis dengan mudah dapat di buat diagnosis patah tulang colles.Bila fraktur terjadi tanpa dislokasi fragmen patahannya, diagnosis klinis dibuat berdasarkan tanda klinis patah tulang.Terdapat fraktur radius melintang pada sambungan kortikokanselosa, dan prosesus stiloideus ulnar sering putus. Fragmen radius :
 (1) bergeser dan miring ke belakang,
(2) bergeser dan miring ke radial,
(3) terimpaksi.
Kadang-kadang fragmen distal mengalami peremukan dan kominutif yang hebat

Gambar 2. (a) deformitas garpu makan malam,
 (b) fraktur tidak masuk dalam sendi pergelangan tangan, (c) Pergeseran ke belakang dan ke radial


Penegakan diagnosis :
a.       Anamnesis
Ø  Riwayat jatuh
b.      Pemeriksaan fisik
Ø  Nyeri
Ø  Edema
Ø  Memar
Ø  Spasme otot
Ø  Penurunan sensasi
Ø  Gangguan fungsi
Ø  Mobilitas abnormal
Ø  Krepitasi
Ø  Deformitas
c.       Pemeriksaan penunjang
Ø  X-ray : mengetahui derajat remuknya dan letak pastinya fraktur




Penatalaksanaan

1.                        Fraktur tak bergeser (atau hanya sedikit sekali bergeser), fraktur dibebat dalam slab gips yang dibalutkan sekitar dorsum lengan bawah dan pergelangan tangan dan dibalut kuat dalam posisinya.
2.                        Fraktur yang bergeser harus direduksi di bawah anestesi. Tangan dipegang dengan erat dan traksi diterapkan di sepanjang tulang itu (kadang-kadang dengan ekstensi pergelangan tangan untuk melepaskan fragmen; fragmen distal kemudian didorong ke tempatnya dengan menekan kuat-kuat pada dorsum sambil memanipulasi pergelangan tangan ke dalam fleksi, deviasi ulnar dan pronasi. Posisi kemudian diperiksa dengan sinar X. Kalau posisi memuaskan, dipasang slab gips dorsal, membentang dari tepat di bawah siku sampai leher metakarpal dan 2/3 keliling dari pergelangan tangan itu. Slab ini dipertahankan pada posisinya dengan pembalut kain krep. Posisi deviasi ulnar yang ekstrim harus dihindari; cukup 20 derajat saja pada tiap arah. Lengan tetap ditinggikan selama satu atau dua hari lagi; latihan bahu dan jari segera dimulai setelah pasien sadar. Kalau jari-jari membengkak, mengalami sianosis atau nyeri, harus tidak ada keragu-raguan untuk membuka pembalut.  Setelah 7-10 hari dilakukan pengambilan sinar X yang baru; pergeseran ulang sering terjadi dan biasanya diterapi dengan reduksi ulang; sayangnya, sekalipun manipulasi berhasil, pergeseran ulang sering terjadi lagi.  Fraktur menyatu dalam 6 minggu dan sekalipun tak ada bukti penyatuan secara radiologi, slab dapat dilepas dengan aman dan diganti dengan pembalut kain krep sementara.
           
Gambar 6 (a) Film pasca reduksi, (b) gerakan-gerakan yang perlu dipraktekkan oleh           pasien              secarateratur
3.                        Fraktur kominutif berat dan tak stabil tidak mungkin dipertahankan dengan gips untuk keadaan ini sebaiknya dilakukan fiksasi luar, dengan pen proksimal yang mentransfiksi radius dan pen distal,sebaiknya mentransfiksi dasar-dasar metakarpal kedua dan sepertiga. Fraktur Colles, meskipun telah dirawat dengan baik, seringnya tetap menyebabkan komplikasi jangka panjang. Karena itulah hanya fraktur Colles tipe IA atau IB dan tipe IIA yang boleh ditangani oleh dokter IGD. Selebihnya harus dirujuk sebagai kasus darurat dan diserahkan pada ahli orthopedik. Dalam perawatannya, ada 3 hal prinsip yang perlu diketahui, sebagai berikut :
Ø  Tangan bagian ekstensor memiliki tendensi untuk menyebabkan tarikan dorsal sehingga mengakibatkan terjadinya pergeseran fragmen
Ø  Angulasi normal sendi radiokarpal bervariasi mulai dari 1 sampai 23 derajat di sebelah palmar, sedangkan angulasi dorsal tidak
Ø  Angulasi normal sendi radioulnar adalah 15 sampai 30 derajat. Sudut ini dapat dengan mudah dicapai, tapi sulit dipertahankan untuk waktu yang lama sampai terjadi proses penyembuhan kecuali difiksasi
Bila kondisi ini tidak dapat segera dihadapkan pada ahli orthopedik, maka beberapa hal berikut dapat dilakukan:
·         Lakukan tindakan di bawah anestesi regional
·         Reduksi dengan traksi manipulasi. Jari-jari ditempatkan pada Chinese finger traps dan siku dielevasi sebanyak 90 derajat dalam keadaan fleksi. Beban seberat 8-10 pon digantungkan pada siku selama 5-10 menit atau sampai fragmen disimpaksi.
·         Kemudian lakukan penekanan fragmen distal pada sisi volar dengan menggunakan ibu jari, dan sisi dorsal tekanan pada segmen proksimal menggunakan jari-jari lainnya. Bila posisi yang benar telah didapatkan, maka beban dapat diturunkan.
·         Lengan bawah sebaiknya diimobilisasi dalam posisi supinasi atau midposisi terhadap pergelangan tangan sebanyak 15 derajat fleksi dan 20 derajat deviasi ulna.
·         Lengan bawah sebaiknya dibalut dengan selapis Webril diikuti dengan pemasangan anteroposterior long arms splint.
·         Lakukan pemeriksaan radiologik pasca reduksi untuk memastikan bahwa telah tercapai posisi yang benar, dan juga pemeriksaan pada saraf medianusnya.
·         Setelah reduksi, tangan harus tetap dalam keadaan terangkat selama 72 jam untuk mengurangi bengkak. Latihan gerak pada jari-jari dan bahu sebaiknya dilakukan sedini mungkin dan pemeriksaan radiologik pada hari ketiga dan dua minggu pasca trauma. Immobilisasi fraktur yang tak bergeser selama 4-6 minggu, sedangkan untuk fraktur yang bergeser membutuhkan waktu 6-12 minggu






















BAB III
PENUTUP

1.      KESIMPULAN

Dari pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa :
a.       Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan/atau tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa.
b.      Fraktur colles dapat disebabkan oleh adanya trauma baik secara langsung maupun tidak langsung.
c.        Fisioterapi memiliki peran penting dalam penanganan kondisi fraktur ini

2.      SARAN
a.       Untuk fisioterapi
Ø  Untuk memperbaiki kemampuan fungsionalnya hendaknya diberikan lebih banyak  latihan-latihan yang bisa melatih kemampuan fungsionalnya
Ø  Membuat home program yang disesuaikan dengan kemampuan pasien untuk membantu meningkatkan ROM,kekuatan otot sehingga dapat dicapai nilai optimal
b. untuk pasien
Ø  Tetap melakukan latihan aktif dirumah sesuai dengan home program yang telah ditetapkan oleh fisioterapis
Ø  Tetap kontrol ke klinik fisioterapi setelah pulang