KATA
PENGANTAR
Alhamdulillah
segala puji bagi Allah SWT tuhan semesta alam yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Makalah dengan judul
“Fraktur colles”
Makalah
ini berupa bahan minimal yang bertujuan untuk menunjang pengetahuan materi
perkuliahan Osteologi dan guna melengkapi tugas.
Demikian pula terdapat isyarat bahwa semua
jenis ilmu berasal dari allah SWT. Setiap manusia pemilik ilmu diharapkan
mengenal sumber ilmunya, dan meski kembali serta bersyukur kepada-nya.Penyelesaian
makalah ini, dengan penuh keyakinan karena ilmu karunia Allah SWT.Maka sangat
lah pantas di sampaikan rasa syukur yang tulus atas karunia-nya.
Dalam penyusunan makalah ini
penulis telah banyak mendapat bimbingan serta bantuan dari berbagai pihak. Pada
kesempatan ini penulis ingin mengucapkan
teima kasih pada Dosen pembimbing Ana
mekar dianti, Sst.FT, terima kasih kepada teman-teman yang telah banyak
memberikan banyak masukan, terima kasih kepada Penulis-penulis Handal yang
Bukunya telah menjadi sumber makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam
penyusunan makalah ini masih jauh apa yang dikatakan sempurna. Untuk itu,
penulis menerima kritik dan saran yang bersifat membangun dari bebagai pihak
demi kesempunaan makalah ini.Semoga makalah ini bermanfaat Bagi penulis maupun
pembaca.
Pekanbaru, Maret 2013
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR
DAFTAR
ISI
BAB
I PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang
1.2
Rumusan masalah
1.3
Batasan masalah
1.4
Tujuan penulisan
1.5
Manfaat penulisan
BAB
II PEMBAHASAN
Apakah itu fraktur colles?
1. Devenisi
2. Anatomi
dan kinensiologi
3. Etiologi
Patologi
Gejala
dan tanda
Diagnosis
dan penegak diagnosis
Penatalaksanaan
BAB
III PENUTUP
1. Kesimpulan
2. Saran
DAFTAR
PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang
Fisioterapi adalah bentuk pelayanan
kesehatan yang di tujukan kepada individu atau kelompok untuk mengembangkan,
memelihara, dan memulihkan gerak dan fungsi tubuh sepanjang daur kehidupan
dengan menggunakan penangan secara manual, peningkatan gerak, peralatan (fisik,
elektroterapeutis, dan mekanis), pelatihan fungsi, komunikasi.
Salah satu kasus yang sering ditangani
oleh fisioterapi adalah patah tulang ( fraktur ). Fraktur sering kali terjadi
akibat kecelakaan kerja, dimana posisi tubuh terbentur dan menumpu berat badan
sehingga terjadi patahan pada tulang.
Fracture colles atau yang lebih dikenal
dengan arti fraktur radius distal merupakan 15 % dari seluruh kejadian fraktur
pada dewasa. Abraham colles adalah orang yang pertama kali mendeskripsikan
fraktur radius distal pada tahun 1814.Fraktur ini adalah fraktur yang sering
ditemukan pada manula, insidensinya yang tinggi berhubungan dengan pemulaan
osteoporosis pasca menopause.
Fraktur yang paling umum terjadi ialah
melalui radius bagian distal, dalam jarak sati inci dari permukaan sendi yang
disebut dengan fracture colles.Salah satu penanganan fraktur adalah tindakan
operatif dengan memasang fixasi internal pada bagian yang mengalami fraktur.
Setelah seseorang menjalani operasi Operasi Open Reduction Internal Fixation (
ORIF ), pasien telah sadar dan berada di bangsal, maka akan timbul permasalahan
baru fisioterapi yaitu rasa nyeri pada pergelangan tangan, oedem atau bengkak,
penurunan kekuatan otot, keterbatasan lingkup gerak sendi serta penurunan kemampuan
fungsional
1.2
Rumusan masalah
§ Apakah
fracture colles itu ?
§ Bagaimana
patologi pada fraktur colles?
§ Seperti
apakah tanda dan gejala pada fraktur colles pasca operasi ?
§ Bagaimana diagnosis dan penegakan diagnosis
fraktur colles ?
§ Bagaimana
penatalaksanaan fraktur colles ?
1.3
Batasan masalah
Seperti yang kita ketahui fraktur sangat
banyak terjadi pada saat ini.Karena
pembahasan tentang fraktur sudah sangat banyak
maka kami membatasi masalah hanya tentang fraktur colles.
1.4
Tujuan penulisan
Penulisan ini bertujuan agar
penulis dan pembaca mengetahui lebih dalam lagi tentang fraktur colles.
1.5
Manfaat
penulisan
1.5.1
Bagi penulis
Dapat
menambah wawasan dan ilmu pengetahuan mengenai fraktur colles.
1.5.2
Bagi Pembaca
Dapat
digunakan sebagai bahan bacaan di perpustakaan dan memberikan wawasan untuk
para pembaca, sehingga yang tidak tahu menjadi tahu apa itu fraktur colles
BAB
II
ISI
ISI
Apakah fracture colles itu ?
1. Defenisi
fraktur colles
Menurut kamus
saku kedokteran Dorland “fraktur colles adalah fraktur ujung bawah radius
dimana fragmen bawah terdesak ke posterior.”
Fraktur colles
adalah trauma yang terjadi pada pergelangan tangan dimana fraktur berbentuk
seperti sendok makan, fraktur ini terjadi akibat pasien terjatuh dan bertumpu
pada satu tangan yang teregang dalam keadaan tangan terbuka dan pronasi, tubuh
beserta lengan berputar kedalam ( endorotasi ). Tangan terbuka yang terfiksasi di tanah berputar
keluar ( eksorotasi / supinasi ). Fraktur terjadi pada bagian metapisis distal
radius dengan jarak 2-2,5 cm dari permukaan sendi distal radius, bagian distal
fragmen kearah dorsal dan angulasi dan radial serta fraktur avusi dari prosesus
stiloideus ulna.
2.
Anatomi dan kinensiologi.
Radius bagian distal bersendi dengan tulang karpus yaitu tulang lunatum dan navikulare ke arah distal, dan dengan tulang ulna bagian distal ke arah medial. Bagian distal sendi radiokarpal diperkuat dengan simpai di sebelah volar dan dorsal, dan ligament radiokarpal kolateral ulnar dan radial. Antara radius dan ulna selain terdapat ligament dan sampai yang memperkuat hubungan tersebut, terdapat pula diskus artikularis, yang melekat dengan semacam meniskus yang berbentuk segitiga, yang melekat pada ligamen kolateral ulna. Ligamen kolateral ulna bersama dengan meniskus homolognya dan diskus artikularis bersama ligament radioulnar dorsal dan volar, yang kesemuanya menghubungkan radius dan ulna, disebut kompleks rawan fibroid triangularis (TFCC = triangular fibro cartilage complex)
Gerakan sendi radiokarpal adalah fleksi dan ekstensi pergelangan tangan serta gerakan deviasi radius dan ulna. Gerakan fleksi dan ekstensi dapat mencapai 90 derajat oleh karena adanya dua sendi yang bergerak yaitu sendi radiolunatum dan sendi lunatum-kapitatum dan sendi lain di korpus. Gerakan pada sendi radioulnar distal adalah gerak rotasi.

Gambar 1a. Sudut normal sendi radiokarpal di bagian ventral (tampak lateral)
Sendi radiokarpal normalnya memiliki sudut 1 - 23 derajat pada bagian palmar (ventral) seperti diperlihatkan pada gambar 1a. Fraktur yang melibatkan angulasi ventral umumnya berhasil baik dalam fungsi, tidak seperti fraktur yang melibatkan angulasi dorsal sendi radiokarpal yang pemulihan fungsinya tidak begitu baik bila reduksinya tidak sempurna. Gambar 1b memperlihatkan sudut normal yang dibentuk tulang ulna terhadap sendi radiokarpal, yaitu 15 - 30 derajat. Evaluasi terhadap angulasi penting dalam perawatan fraktur lengan bawah bagian distal, karena kegagalan atau reduksi inkomplit yang tidak memperhitungkan angulasi akan menyebabkan hambatan pada gerakan tangan oleh ulna
3. Etiologi
Etiologi dari fraktur colles adalah trauma
langsung akibat kecelakaan kerja, kecelakaan lalu lintas, kecelakaan rumah
tangga dimana posisi tangan menopang berat badan pada satu sisi. Fraktur yang
terjadi di akibatkan oleh ketidak seimbangan antara kemampuan tulang dan otot
untuk menopang stress yang dialami. Osteoporosis merupakan penyebab fraktur
lebih sering terjadi kerena kurangnya kepadatan tulang sehingga saat terjadi
trauma tulang akan mudah patah.
Patologi
Fraktur
colles, sebuah fraktur kearah dorsal satu inchi dari bagian distal radius, yang
diakibatkan oleh tekanan pada palmar dan tekanan dari arah dorsal.Dimana bagian
distal radius dalam posisi supinasi, sedangkan forearm dalam posisi
pronasi.Garis fraktur berada kira-kira 2-2-5 cm proksimal prosesus styloideus
radii.
Biasanya
penderita jatuh terpeleset dengan posisi tangan berusaha menahan badan dalam
posisi terbuka dan pronasi. Tekanan dari tubuh akan di teruskan ke daerah
radius distal yang akan menyebebkan patah radius 1/3 distal dimana garis patah
berjarak 2-2.5 cm dari permukaan persendian pergelangan tangan.
Fraktur
ini terjadi akibat trauma langsung pada saat seorang jatuh dengan menumpuh pada
telapak tangan dengan lengan bawah pada keadaan extensi dan pronasi.Keadaan
flexi wrist dan radial deviasi menyebabkan fraktur kearah posterior dan radial
deviasi. Pada pemeriksaan fisis, terlihat jelas adnya perubahan bentuk yang
menyerupai garpu yang dikenal sebagai dinner
fork deformity. Terdapat pembengkaan pada wrist dan nyeri pada pergerakan
atau penekanan.Terbatasnya gerakan sendi pergelangan menyebabkan adanya
fraktur.

Gambar 1.1
dinner fork deformity
Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala yang terjadi
pada kondisi pasca operasi fraktur colles :
1.
Deformitas
Fraktur colles mempunyai bentuk deformitas
yang khas. Yaitu bila di lihat dari lateral akan terlihat seperti sendok garpu
makan ( dinner fork deformity). Deformitas ini terjadi akibat fragmen fraktur
yang mengarah ke posterior dan radial deviasi.
2.
Nyeri
Rasa nyeri yang terjadi padapasca operasi
Fraktur colles adalah akibat trauma pada jaringan yang menyebabkan adanya
penumpukan cairan sehingga terbentuk
oedem. Sehingga saat otot berkontraksi timbullah rasa nyeri.
3.
Oedem
Oedem terjadi akibat penumpukan cairan
pada jaringan sekitar terjadi fraktur.Penumpukan cairan dikarenakan aliran
darah yang tidak lancar selama immobilisasi.
4.
Penurunan kekuatan otot
Penurunan kekuatan otot di karenakan
selama immobilisasi tidak ada gerakan yang di lakukan pada otot disekitar
terjadinya fraktur colles.
5.
Keterbatasan lingkup gerak sendi
Keterbatasan lingkup gerak sendi ini di
akibatkan oleh kekutan otot yang melemah serta terjadinya kekuatan sendi akibat
immobilisasi yang terlalu lama.
6.
Penurunan kemampuan fungsional
Hal ini di akibatkan oleh rasa nyeri,
oedem, kelemahan otot, keterbatasan gerak sendi pada pasien sehingga pasien
sulit melakukan beberapa aktifitas fungsional.
diagnosis dan penegakan diagnosis
Diagnosis
fraktur dengan fragmen terdislokasi tidak menimbulkan kesulitan.Secara klinis
dengan mudah dapat di buat diagnosis patah tulang colles.Bila fraktur terjadi
tanpa dislokasi fragmen patahannya, diagnosis klinis dibuat berdasarkan tanda
klinis patah tulang.Terdapat fraktur radius melintang pada sambungan kortikokanselosa,
dan prosesus stiloideus ulnar sering putus. Fragmen radius :
(1) bergeser dan miring ke belakang,
(2)
bergeser dan miring ke radial,
(3)
terimpaksi.
Kadang-kadang
fragmen distal mengalami peremukan dan kominutif yang hebat

Gambar
2. (a) deformitas garpu makan malam,
(b) fraktur tidak masuk dalam sendi
pergelangan tangan, (c) Pergeseran ke belakang dan ke radial
Penegakan
diagnosis :
a.
Anamnesis
Ø Riwayat
jatuh
b.
Pemeriksaan fisik
Ø Nyeri
Ø Edema
Ø Memar
Ø Spasme
otot
Ø Penurunan
sensasi
Ø Gangguan
fungsi
Ø Mobilitas
abnormal
Ø Krepitasi
Ø Deformitas
c.
Pemeriksaan penunjang
Ø X-ray
: mengetahui derajat remuknya dan letak pastinya fraktur
Penatalaksanaan
1. Fraktur tak bergeser (atau
hanya sedikit sekali bergeser), fraktur dibebat dalam slab gips yang dibalutkan
sekitar dorsum lengan bawah dan pergelangan tangan dan dibalut kuat dalam
posisinya.
2. Fraktur yang bergeser harus
direduksi di bawah anestesi. Tangan dipegang dengan erat dan traksi diterapkan
di sepanjang tulang itu (kadang-kadang dengan ekstensi pergelangan tangan untuk
melepaskan fragmen; fragmen distal kemudian didorong ke tempatnya dengan
menekan kuat-kuat pada dorsum sambil memanipulasi pergelangan tangan ke dalam
fleksi, deviasi ulnar dan pronasi. Posisi kemudian diperiksa dengan sinar X.
Kalau posisi memuaskan, dipasang slab gips dorsal, membentang dari tepat di
bawah siku sampai leher metakarpal dan 2/3 keliling dari pergelangan tangan
itu. Slab ini dipertahankan pada posisinya dengan pembalut kain krep. Posisi
deviasi ulnar yang ekstrim harus dihindari; cukup 20 derajat saja pada tiap
arah. Lengan tetap ditinggikan selama satu atau dua hari lagi; latihan bahu dan
jari segera dimulai setelah pasien sadar. Kalau jari-jari membengkak, mengalami
sianosis atau nyeri, harus tidak ada keragu-raguan untuk membuka pembalut. Setelah 7-10 hari dilakukan pengambilan sinar
X yang baru; pergeseran ulang sering terjadi dan biasanya diterapi dengan
reduksi ulang; sayangnya, sekalipun manipulasi berhasil, pergeseran ulang
sering terjadi lagi. Fraktur menyatu
dalam 6 minggu dan sekalipun
tak ada bukti penyatuan secara radiologi, slab dapat dilepas dengan aman dan
diganti dengan pembalut kain krep sementara.

Gambar 6 (a) Film pasca reduksi, (b)
gerakan-gerakan yang perlu dipraktekkan oleh pasien secarateratur
3.
Fraktur
kominutif berat dan tak stabil tidak mungkin dipertahankan dengan gips untuk
keadaan ini sebaiknya dilakukan fiksasi luar, dengan pen proksimal yang mentransfiksi
radius dan pen distal,sebaiknya mentransfiksi dasar-dasar metakarpal kedua dan
sepertiga. Fraktur Colles, meskipun telah dirawat dengan baik, seringnya tetap
menyebabkan komplikasi jangka panjang. Karena itulah hanya fraktur Colles tipe
IA atau IB dan tipe IIA yang boleh ditangani oleh dokter IGD. Selebihnya harus
dirujuk sebagai kasus darurat dan diserahkan pada ahli orthopedik. Dalam
perawatannya, ada 3 hal prinsip yang perlu diketahui, sebagai berikut :
Ø Tangan
bagian ekstensor memiliki tendensi untuk menyebabkan tarikan dorsal sehingga
mengakibatkan terjadinya pergeseran fragmen
Ø Angulasi
normal sendi radiokarpal bervariasi mulai dari 1 sampai 23 derajat di sebelah
palmar, sedangkan angulasi dorsal tidak
Ø Angulasi
normal sendi radioulnar adalah 15 sampai 30 derajat. Sudut ini dapat dengan
mudah dicapai, tapi sulit dipertahankan untuk waktu yang lama sampai terjadi
proses penyembuhan kecuali difiksasi
Bila
kondisi ini tidak dapat segera dihadapkan pada ahli orthopedik, maka beberapa
hal berikut dapat dilakukan:
·
Lakukan tindakan di bawah anestesi
regional
·
Reduksi dengan traksi manipulasi.
Jari-jari ditempatkan pada Chinese finger traps dan siku dielevasi sebanyak 90
derajat dalam keadaan fleksi. Beban seberat 8-10 pon digantungkan pada siku
selama 5-10 menit atau sampai fragmen disimpaksi.
·
Kemudian lakukan penekanan fragmen
distal pada sisi volar dengan menggunakan ibu jari, dan sisi dorsal tekanan
pada segmen proksimal menggunakan jari-jari lainnya. Bila posisi yang benar
telah didapatkan, maka beban dapat diturunkan.
·
Lengan bawah sebaiknya diimobilisasi
dalam posisi supinasi atau midposisi terhadap pergelangan tangan sebanyak 15
derajat fleksi dan 20 derajat deviasi ulna.
·
Lengan bawah sebaiknya dibalut dengan
selapis Webril diikuti dengan pemasangan anteroposterior long arms splint.
·
Lakukan pemeriksaan radiologik pasca
reduksi untuk memastikan bahwa telah tercapai posisi yang benar, dan juga
pemeriksaan pada saraf medianusnya.
·
Setelah reduksi, tangan harus tetap
dalam keadaan terangkat selama 72 jam untuk mengurangi bengkak. Latihan gerak
pada jari-jari dan bahu sebaiknya dilakukan sedini mungkin dan pemeriksaan
radiologik pada hari ketiga dan dua minggu pasca trauma. Immobilisasi fraktur
yang tak bergeser selama 4-6 minggu, sedangkan untuk fraktur yang bergeser
membutuhkan waktu 6-12 minggu
BAB
III
PENUTUP
1.
KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa :
a.
Fraktur atau patah tulang adalah
terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan/atau tulang rawan yang umumnya
disebabkan oleh rudapaksa.
b.
Fraktur colles dapat disebabkan oleh adanya trauma
baik secara langsung maupun tidak langsung.
c.
Fisioterapi
memiliki peran penting dalam penanganan kondisi fraktur ini
2.
SARAN
a. Untuk
fisioterapi
Ø Untuk
memperbaiki kemampuan fungsionalnya hendaknya diberikan lebih banyak latihan-latihan yang bisa melatih kemampuan
fungsionalnya
Ø Membuat
home program yang disesuaikan dengan kemampuan pasien untuk membantu
meningkatkan ROM,kekuatan otot sehingga dapat dicapai nilai optimal
b.
untuk pasien
Ø Tetap
melakukan latihan aktif dirumah sesuai dengan home program yang telah
ditetapkan oleh fisioterapis
Ø Tetap
kontrol ke klinik fisioterapi setelah pulang